Monday 18 May 2009

TAMAN INDAH PUSPA DUNIA

Kalau ingin menyaksikan berbagai macam kembang aneh dan indah dari mancanegara, tak perlu pergi jauh-jauh ke negeri orang. Datang saja ke Taman Bunga Nusantara yang luas terhampar di kawasan menuju Puncak, Bogor.
Danau Angsa

Bunga bukan hanya keindahan. Namun ia adalah pelipur lara, penyejuk jiwa. Juga lambang persahabatan, keagungan, dan cinta. Karena itu, “Say it with flowers!” Bunga memang berjuta maknanya.

Kurang lebih 100 km dari Jakarta, atau 90 km dari Bandung, di hamparan lahan seluas 35 ha Taman Bunga Nusantara (TBN) tersaji bunga-bunga dalam keunikan, selain sudah pasti kecantikannya.

Sekitar 1.000 tanaman kembang dari pelbagai negeri memadu harmoni di taman milik Yayasan Bunga Nusantara pimpinan Ny. Dani Bustanil Arifin, dan dikelola oleh PT Sarana Kusuma Inti Makmur Nusantara. Jumlah koleksi itu hanya sepersekian dari entah berapa puluh ribu jenis tanaman bunga yang hidup di sudut-sudut pelosok dunia.

Hanya dengan Rp 5.000,- per kepala, pengunjung dapat sepuas-puasnya mereguk keindahan dan keunikannya. Letaknya di sisi jalur menuju Puncak, Bogor, tepatnya di Desa Kawung Luwuk, Kecamatan Sukaresmi (Cipanas), Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Sayang sekali, bunga asli asal Nusantara koleksi taman itu sangat minim, hanya sekitar 50 jenis dari sekitar 2.000 jenis tanaman puspa di tanah air nan subur ini, baik yang berbunga tampak macam angrek atau berbunga tak tampak seperti cemara. Padahal namanya saja Taman Bunga Nusantara.

Taman Mediterian

Kalau diadu dengan koleksi taman bunga di negeri lain, seluruh koleksi TBN memang bukan apa-apanya. Kebun Raya Kew (Inggris), misalnya, punya 30.000 genus tanaman, dan seperempatnya jenis bunga tampak. “Walau begitu, untuk Indonesia, taman ini sudah paling besar dalam hal jumlah koleksi,” ungkap Russell Autrey, general manager TBN, berkebangsaan Amerika. Tengok saja misalnya Taman Bunga Cibubur, Jakarta Timur, misalnya, yang menyimpan koleksi 40 jenis dengan 100 varietas bunga dataran rendah dari dalam dan luar negeri.

Aneh dan indah

Ketika diresmikan pada 10 September 1995, koleksi TBN kebanyakan bunga bertipe annual. Contohnya, Snapdragon (Anthirrinum majus), tanaman asli Afrika Utara. Ia bisa terus-menerus berbunga tapi umurnya pendek, paling-paling setahun. Sebaliknya, bunga berwujud pohon dan perdu sangat sedikit. “Akibatnya, biaya pengadaannya sangat besar, karena setiap tiga atau empat bulan bunga itu mati dan mesti diganti,” jelas Russel.

Demi efisiensi, kini dipilih tanaman bertipe perennial, sejenis bunga annual juga tapi berumur lebih panjang (6 bulan atau lebih) meskipun tidak berbunga terus-menerus. Umpamanya, melati Siam Jasmine (Jasminum rex). Tipe perennial harganya sama dengan bunga yang masa hidupnya kira-kira cuma 2 bulan. “Jadi, untuk periode yang sama, biaya untuk bunga annual 3 kali lebih mahal. Makanya kriteria harga cukup penting, karena kami mau menggunakan uang itu untuk menambah koleksi.”

Bunga Jade vine asal Filipina

Indah dan unik menjadi kriteria lain. Delapan puluh persen koleksi TBN memang bunga indah sekaligus unik. Indah lantaran warna-warninya, unik karena tidak atau jarang ditemukan di Nusantara. “Setiap orang kenal anggrek, tapi Snapdragon tidak. Kami ingin orang Indonesia mengenal tanaman unik semacam itu,” jelas Kim Autrey, koordinator humas TBN.

Tengok juga bunga kelelawar atau Bat Flower (Tacca chantieri), asli Malaysia. Tanaman bunga ini sudah lama ada di Indonesia, karena kedekatannya dengan Malaysia, misalnya di Kebun Raya Bogor. Tapi masih belum banyak orang tahu. Di taman ini ia tidak ditanam seperti di hutan, namun dalam pot agar penampilannya berbeda dan ditaruh di rumah kaca.

Kalau ada tanaman bunga aneh, memang dipajang di rumah kaca biar gampang dilihat orang. “Di lanskap juga ditata bunga aneh, tapi kalau masih baru sekali, kami simpan dulu di rumah kaca,” jelas Russel, lulusan program bunga lanskap California Polytechnic University.

Masa-masa ini jangan mencari keteduhan di areal taman yang pas sekali untuk rekreasi keluarga itu. Tetanaman bunga berupa pohon peneduh masih kecil-kecil dan jarang. Maklum, usianya saja masih belum genap 2 tahun. “Pohon-pohon itu nanti bisa untuk berteduh bagi pengunjung yang tidak tahan teriknya matahari. Tunggulah lima tahun lagi,” tutur Kim Autrey, mantan wartawan radio dan produser di sebuah stasiun TV swasta itu.

Pengunjung taman bisa mengenal nama tanaman bunga (nama Latin, Indonesia, dan Inggris) melalui label kertas berlaminasi yang dipasang pada setiap tanaman. Sayangnya tidak ada informasi lain, misalnya tentang asal tanaman. Kalau ingin tahu lebih jauh seperti asal usul, sifat, cara tanam, dsb. pengunjung mesti menghungi bagian layanan informasi TBN. Bila ingin mengoleksi pun, pengunjung bisa membeli beberapa jenis bunga tertentu koleksi TBN, kelebihan dari yang ditanam di areal taman.

Dolly Parton di Taman Mawar

Pihak pengelola taman juga mencoba menata lanskap seluas 23 ha itu dengan mendesain taman-taman khusus. Maka terhamparlah Taman Air, Taman Mawar, Taman gaya Prancis, Taman gaya Amerika, Taman Palem, Taman gaya Bali, Taman gaya Mediteranian, Taman Bugenvil, atau Taman gaya Jepang. Selain rumah kaca seluas 2.300 m2.

Bunga-bunga di ruang kaca

Penghuni Taman Air misalnya kana air Thalia dealbata. Batangnya panjang, bunganya ungu, berasal dari Amerika Utara. Di depan dan belakang kolam air ada Egyption Paper Plant (Cyperus papyrus); mudah dikenali melalui daunnya yang mirip rambut terjurai. Ia tanaman pertama di dunia yang dijadikan bahan kertas oleh bangsa Mesir sejak 2750 SM. Di tengah kolam mengambang lotus Nelumbo nucifera. Bunga cantik ini asal Asia Timur dan Australia Timur Laut.

Teratai raksasa Victoria amazonica asal Amerika Selatan ikut pula meramaikan taman ini. Daunnya bulat serupa tampah bergaris tengah + 1,5 m. Bunganya muncul di pagi hari dan berwarna putih. Kalau petang hari bunganya jadi kemerahan. Pohon Giant Arum (Typhonodorum lindleyanum) yang tegak berdiri di belakang kolam itu unik juga. Berasal dari Brasil, bentuknya mirip pohon pisang, tapi hobinya di tempat yang berair.

Tanaman bunga mawar bukan hal aneh. Tetapi di Taman Mawar mata Anda akan dimanja oleh 100 varietas mawar dengan lebih dari 1.000 perdu mawar hibrida. Kebanyakan hasil okulasi. Hebatnya lagi, semua warna dari unsur pelangi ada, kecuali biru. “Tujuh puluh persen bunga mawar di taman itu berasal dari Amerika Serikat. Sisanya dari Australia,” jelas Russel.

Sebagian besar koleksi bungan TBN

Di Amerika maupun Australia bunga-bunga yang pada Abad Pertengahan dijuluki Flos Florum atau “Bunga Segala Bunga” itu, memenangkan Kontes Bunga Mawar tingkat nasional. Tanaman itu memang penghasil bunga potong yang hebat untuk berbagai acara. Uniknya lagi, mawar-mawar itu punya sebutan istimewa, ada Dolly Parton, Bing Crosby, Disco, White Lightening, atau Camelot.

Mawar sebenarnya bukan tanaman tropis. Mereka berasal dari belahan bumi utara dengan empat musim. Di habitat aslinya, mereka beristirahat pada musim dingin dengan merontokkan seluruh daunnya. “Karena di sini tidak ada musim rontok, tanaman harus kami potong setiap empat bulan supaya bunga bisa keluar banyak dan bersamaan. Kalau tidak, hasilnya ada yang berbunga ada yang tidak. Kami ingin semuanya berbunga dan penuh,” jelas Russel, yang pernah bekerja pada perusahaan pembibitan terbesar di AS di seksi tanaman tropis.

Mirip bunga kertas

Kalau masuk ke Taman Prancis, yang pembangunannya atas partisipasi Kedubes Prancis, selain cemara dari Versailles, Prancis, Anda akan menemui tanaman teh-tehan yang dicukur rapi sekali. Tanaman pembatas itu membingkai tanaman bunga warna-warni sehingga orang Prancis menyebutnya parterre (aslinya par terre de broderie, sulaman di atas tanah). Namun, tanaman yang dipajang di taman itu hanyalah unsur kedua. Yang diutamakan ialah desain taman yang bercirikan parterre dengan bentuk-bentuk geometris, lalu pohon dan perdu yang dipangkas necis, dilengkapi air mancur, kolam, dan patung.

Jam taman karya wong Jepang

Sementara itu Taman gaya Amerika, partisipasi Kedubes AS, dibagi menjadi taman pedesaan dan taman alami (native garden). Yang terakhir ini dibuat menyerupai padang rumput di Amerika. Sebanyak 100 varietas tanaman bunga di situ dikerahkan dari Amerika, sebagian besar tergolong baru di Indonesia. Indahnya mawar merambat gaya kuno dan mawar belukar Amerika ikut mewarnai taman ini.

Perpaduan bunga-bunga tahunan dan bunga kekal bertahun-tahun, bunga mawar gaya lama Amerika, serta bunga-bunga gaya kuno asli Eropa dan Amerika, menjadi ciri kompleks taman pedesaan; selain bunga matahari Helianthus, Butterfly Bush (Buddleia davidii), dan

Zinnia (Zinnia elegans). Sedangkan di taman alami tumbuh bunga-bunga liar Amerika macam Calliopsis (Coreopsis tinctoria). Di Amerika, bebungaan ini menutupi areal lahan ratusan kilometer persegi bak permadani dengan hiasan warna-warni oranye, merah, kuning, dan ungu.

Bunga kelelawar, aneh!

Taman gaya Bali, hasil partisipasi 5 bank swasta nasional, bercirikan semerbak wangi bunga kemboja (Plumeria rubra) - tanaman khas gaya Bali, dan tiga buah kolam dengan patung Dewi Sri. Di tengah setiap kolam mengapung indah bunga teratai, dan di tepiannya tumbuh kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis.

Kalau Anda penggemar bugenvil, jangan lewatkan Taman Bugenvil. Di sana ada lebih dari 100 pohon dan belukar bunga bugenvil dengan warna yang variatif, mulai dari yang ungu, dadu, merah tua, sampai salem. Bunga-bunga asli daerah tropis seperti Sri Lanka, Filipina, Peru, Brasil, dan Meksiko itu sekilas mirip bunga kertas.

Bunga lalap

Di Taman gaya Mediteranian, partisipasi Pertamina, tumbuh 200 jenis tanaman kawasan Mediteran yang tahan banting terhadap cuaca kering. Terutama tanaman kaktus macam Yucca (Yucca torreyi) dengan “daun”-nya yang berpaku duri tajam, pohon-pohon palem, dan sanseiviera dengan bunga putih yang bermekaran. Bunga-bunga itu bisa tumbuh baik seperti terdapat di Spanyol, Portugis, Yunani, dan Italia. Sejumlah varietas tanaman kaktus yang tak tahan hujan tropis, disendirikan di sebuah vila beratap kaca yang berfungsi seperti rumah kaca.

Lebih dari 100 varietas pohon palem dari seluruh penjuru dunia bisa dikenali di Taman Palem. Ada palem raja Syagrus romanzoffiana dari Meksiko; pohonnya berbatang tunggal tebal dengan banyak daun dan ketika dewasa, tingginya bisa 12 m. Buahnya yang berwarna kuning tua dapat dimakan. Juga palem botol Hyphorbe laganicaulis, bentuknya mirip botol Jennie dan film I Dream of Jennie, berasal dari salah satu pulau dekat Mauritius.

Flame of Irian

Lalu sejumlah palem sikas Cycas rumphii yang penampilannya mirip pohon prasejarah, bisa dikenali dari batangnya yang pendek dan daun-daunnya yang tebal. Tak ketinggalan melengkapi koleksi taman ini ialah palem Pandanus utilis dari Madagaskar. Batang dan daunnya seperti spiral melingkar-lingkar, sungguh menarik. Di Afrika, daunnya dianyam menjadi topi dan keranjang. Palem uban Washingtonia robusta yang sangat terkenal di Hollywood dan beberapa daerah di Kalifornia, AS, tampil pula di sini. Palem jenis ini cocok untuk tanaman pembatas di tepi-tepi jalan.

Namun Taman gaya Jepang, partisipasi Kedubes Jepang, justru menyimpan koleksi tanaman tak berbunga; cuma sedikit tanaman bunga tampaknya. Tanaman-tanaman itu memang cocok menghuni taman yang dibuat dengan alasan privasi dan ketenangan sebab memberi keteduhan. Bunga-bunga di taman ini dikelilingi dinding dengan nuansa bangunan kayu, air terjun dan sungai buatan, kolam dengan ikan koi khas Jepang.

Sebuah bangunan rumah kaca “Bocsh Adeco” sengaja dibuat untuk memajang koleksi tanaman “manja”, yang ogah kena sinar matahari langsung atau air hujan berlebihan. Di antara penghuni rumah yang terbuat dari 3.000 potong kaca itu ada Persian Violet (Exacum affine), Begonia, Candle Larkspur (Delphnium elatum), Nicotiana (Nicotiana alata), dan Gerbera Daisy (Gerbera jamesonii). Juga bunga terompet (Mandevilla sanderi) yang tumbuh merambat di setiap pergola.

Koleksi TBN di “Bosch Adeco” dipisahkan di dua bagian berbeda. Tanaman bunga yang tahan panas ada di sisi yang memungkinkan sinar matahari langsung menjilat tanaman. Sementara yang tak tahan sengatan matahari, termasuk di antaranya bunga kelelawar dan bunga Pansy (Viola tricolor), ada di bagian yang teduh. Bunga Pansy yang bisa hidup pada suhu -5o - 30oC, mulai banyak dilalap orang di AS maupun Eropa. “Biasanya dicampur dengan sayuran segar lain,” ujar Russel.

Di luar taman khusus dan rumah kaca, koleksi tanaman bunga juga menghiasi hamparan areal taman dengan tatanan apik. Ada yang ditata dalam bentuk bundar, meliuk-liuk, kupu-kupu, atau kipas. Di sepanjang jalan taman, plaza, tempat parkir, dan bangunan utama dihiasi berbagai macam tanaman bunga di pot-pot gantung yang menjuntai di tiang-tiang.

Sebelum ditata di berbagai tempat di taman, setiap tanaman lebih dulu menghuni kawasan nursery seluas 2 ha. Di sini mereka disemaikan, lalu ditempatkan dalam pot-pot kecil, dan dirawat bak bayi yang baru lahir. Setelah cukup kuat, barulah tanaman itu diizinkan oleh ahli bunga TBN untuk mejeng di berbagai tempat itu.

Jika sudah capek menyusuri setiap sudut Taman Bunga Nusantara, Anda boleh melepas lelah sambil menikmati santap siang di tepian Danau Angsa di kedai-kedai penjual makanan dan minuman, atau di Restoran Saung Aki. Habis itu cobalah naik ke Menara Pandang. Anda bisa menikmati indahnya karunia Tuhan yang tak terkirakan dari ketinggian 28 m. (I Gede Agung Yudana/L.R. Supriyapto Yahya)

dari : indomedia.com/intisari/1997

Dikutip Dari:

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/02/28/taman-indah-puspa-dunia/

No comments:

Post a Comment